Latest News & Insights

Explore the latest trends, tips, and news in HR

Strategi HRD Mengatasi Turnover Tinggi di Kantor
28 April 2025

Tingginya tingkat turnover karyawan merupakan tantangan serius bagi banyak perusahaan. Turnover tidak hanya berdampak pada biaya rekrutmen dan pelatihan, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas tim, menurunkan moral kerja, dan memengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, peran Human Resource Development (HRD) menjadi sangat krusial dalam menekan tingkat pergantian karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil.Berikut adalah strategi efektif yang dapat diterapkan HRD untuk mengatasi turnover tinggi:1. Identifikasi Akar Masalah dengan Exit InterviewLangkah pertama yang perlu dilakukan HRD adalah memahami alasan mengapa karyawan memilih untuk keluar. Exit in...

Pentingnya Learning Culture dalam Organisasi
21 November 2023

Pentingnya Learning Culture dalam Organisasi

Learning Culture atau budaya Pembelajaran dalam sebuah perusahaan merujuk pada lingkungan di mana organisasi mempromosikan dan mendukung pembelajaran yang berkelanjutan, perkembangan, dan peningkatan kemampuan bagi para karyawan. Agar berhasil membangun budaya belajar, setiap anggota perlu merasa bahwa pemimpin mendukung adanya proses belajar tersebut. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan membuat pembelajaran mendapatkan nilai inti yang jelas. Nilai-nilai inti nantinya akan digunakan untuk pengambilan keputusan dan membimbing tindakan yang diambil organisasi. Berkomitmen untuk belajar juga berarti organisasi membuat komitmen untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung Pembelajaran dan Pengembangan setiap anggota.Faktor-faktor kunci dalam budaya pembelajaran mencakup:1. Keterbukaan dan Komunikasi:Suasana terbuka yang memfasilitasi komunikasi bebas membantu ide dan informasi bergerak dengan lancar di seluruh organisasi.Keterbukaan terhadap umpan balik konstruktif dan kritik memungkinkan individu dan tim untuk belajar dari pengalaman.2. Keterlibatan dan Kolaborasi:Mendorong kolaborasi dan keterlibatan aktif antar anggota tim dan departemen.Membangun tim yang divers dan memberikan kesempatan untuk belajar satu sama lain.3. Risiko dan Inovasi:Mendorong pengambilan risiko sejalan dengan upaya inovasi.Menghargai kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran, dan tidak menghukum kegagalan yang konstruktif.4. Pengembangan Karyawan:Menyediakan peluang pengembangan karyawan melalui pelatihan, pembelajaran daring, dan program pengembangan lainnya.Mendorong karyawan untuk mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan keahlian mereka.5. Fleksibilitas dan Adaptabilitas:Menciptakan lingkungan yang fleksibel yang dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.Mendorong kemampuan organisasi untuk belajar dari perubahan dan berinovasi sebagai tanggapan.Baca Juga: Ketahui ERRC Blue Ocean Strategy dalam Bisnis Anda6. Pembelajaran dari Pengalaman:Menerapkan siklus umpan balik dan refleksi untuk memastikan bahwa organisasi dapat belajar dari pengalaman baik dan buruk.Memotivasi karyawan untuk mengevaluasi dan mengembangkan solusi untuk tantangan yang dihadapi.7. Pemimpin Pembelajaran:Pemimpin organisasi yang mempromosikan budaya pembelajaran dengan menjadi contoh dan memfasilitasi proses pembelajaran.Mendorong kepemimpinan yang inklusif dan berorientasi pada pembelajaran.8. Penggunaan Teknologi:Mengadopsi teknologi yang mendukung pembelajaran dan kolaborasi, seperti platform e-learning OrangT, aplikasi kolaboratif, dan alat analitik.9. Peningkatan Berkelanjutan:Mendorong sikap terbuka terhadap perubahan dan peningkatan berkelanjutan.Menggunakan evaluasi kinerja dan umpan balik untuk terus-menerus meningkatkan proses dan praktik organisasi.

Ketahui ERRC Blue Ocean Strategy dalam Bisnis Anda
14 November 2023

Ketahui ERRC Blue Ocean Strategy dalam Bisnis Anda

Blue ocean strategy  adalah konsep yang berlawanan dengan red ocean. Dalam Blue ocean strategy , Anda berbisnis dengan cara menghindari persaingan yang ketat. Sementara itu, dalam konsep red ocean Anda berfokus untuk memenangkan persaingan dan berkecimpung di pasar yang sama dengan kompetitor. Seorang pebisnis yang menggunakan Blue ocean strategy  akan merancang produk dan layanan yang belum memiliki banyak pesaing. Namun, ia juga memastikan bahwa produk tersebut memiliki target pasar yang potensial dan nantinya memunculkan permintaan baru. Karena tidak banyak kompetitor yang membuat produk atau layanan serupa dengan Anda, maka persaingan juga jauh lebih longgar dan Anda tidak perlu berkecimpung di pasar yang sudah memiliki banyak pemain. Dengan Blue ocean strategy , Anda menawarkan inovasi yang lebih canggih dari produk yang sudah ada. Sehingga, produk dan layanan Anda dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh calon konsumen. Menggunakan Blue ocean strategy  membuat Anda tak perlu harus bersaing secara head to head dengan bisnis lain yang memiliki produk serupa. Namun, Anda harus tetap kreatif mengembangkan produk dan mengedukasi calon konsumen tentang produk Anda.Perbedaan Blue Ocean dan Red OceanBlue OceanMenjadikan kompetisi tidak relevanMenciptakan pasar yang belum ada pesaingMendobrak pertukaran nilai biayaMemadukan keseluruhan sistem kegiatan perusahaan dalam mengejar diferensiasi dan biaya rendahMenciptakan dan menerima permintaan baruRed OceanMemerangi kompetisiBersaing dalam pasar yang sudah adaMemilih antara nilai biaya (value cost trade off)Memadukan keseluruhan sistem kegiatan perusahaan dengan pilihan strategis antara diferensiasi atau biaya rendahMengeksploitasi permintaan yang adaKerangka ERRC Blue Ocean StrategyUntuk menghadapi persaingan dengan menerapkan strategi ini, setidaknya ada 4 tindakan yang harus dilakukan pebisnis.a. Eliminate (Menghapus)Dalam bisnis akan selalu ada hal yang sebenarnya dianggap baik namun tidak berguna bagi masyarakat. Maka, sebaiknya Anda harus mengeliminasi atau menghapuskan hal-hal yang tidak bernilai dari produk. Hal ini dilakukan, agar produk mampu memaksimalkan fitur dan bagian yang tersedia.Dalam hal tersebut, Anda tidak perlu merasa kehilangan atau merasa ada yang kurang jika menghilangkan produk tersebut. Anda justru harus bisa menonjolkan karakter dari produk utama yang menjadi primadona bisnis Anda.b. Reduce (Mengurangi)Beda dengan eliminasi, mengurangi di sini yaitu dengan mengurangi unsur-unsur yang nilainya kurang namun tetap diperlukan. Jika Anda tidak ingin menghilangkan fitur yang tidak berguna secara menyeluruh, setidaknya Anda dapat menguranginya di bawah standar industri.Dengan begitu, pengeluaran akan lebih hemat. Namun, jika fitur tersebut tidak memberikan banyak kontribusi sekaligus nilai pada masyarakat, sebaiknya hal tersebut dihilangkan. Sehingga, bisnis akan lebih terarah sekaligus menghasilkan keuntungan yang lebih baik.c. Raise (Meningkatkan)Jika Anda sudah mengurangi fitur yang kurang memberikan manfaat, maka Anda perlu meningkatkan standar dan juga fitur yang memiliki keunggulan. Hal tersebut akan menjadi peluang untuk Anda membuat sebuah pembeda dari produk pesaing.d. Create (Menciptakan)Tindakan yang harus Anda lakukan yaitu menciptakan hal-hal baru yang belum pernah ada dan dilakukan oleh industri baru. Hal tersebut akan menciptakan terobosan baru yang mampu memikat hati para konsumen.Anda harus menciptakan fitur yang terbukti mampu memberikan nilai dan manfaat lebih untuk konsumen. Karena, adanya hal tersebut akan membuat usaha Anda diterima oleh masyarakat luas.Baca Juga: Pentingnya Pengembangan dan Pelatihan Karyawan yang Berdampak pada Kesuksesan Bisnis

Pentingnya Pengembangan dan Pelatihan Karyawan yang Berdampak pada Kesuksesan Bisnis
09 November 2023

Pentingnya Pengembangan dan Pelatihan Karyawan yang Berdampak pada Kesuksesan Bisnis

Pengembangan dan pelatihan karyawan adalah proses menginvestasikan waktu, energi, dan sumber daya secara strategis ke dalam peningkatan personel perusahaan. Yang terpenting, pelatihan dan pengembangan karyawan adalah tentang pembelajaran: pelatihan keterampilan perangkat lunak, penyempurnaan alur kerja, dan bahkan bayangan pekerjaan adalah contoh umum pelatihan dan pengembangan karyawan. Untuk membangun bisnis yang berkelanjutan harus menghargai dan mendukung peningkatan berkelanjutan dan pengembangan pribadi karyawan mereka.Beberapa contoh pengembangan dan pelatihan yang umum digunakan dalam organisasi berdasarkan jenisnya antara lain:1. On-the-Job training: Pelatihan ini dilakukan saat karyawan bekerja langsung di tempat kerja dan belajar melalui pengalaman nyata dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan. Contoh program pelatihan on-the-job meliputi pendampingan (coaching), supervisi langsung, atau rotasi pekerjaan.2. Off-the-Job training : Pelatihan ini dilakukan di luar lingkungan kerja dan dapat berupa kursus, seminar, atau workshop. Contoh program pelatihan off-the-job meliputi pelatihan keterampilan teknis, pelatihan kepemimpinan, atau pelatihan soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, atau manajemen waktu.3. Mentoring: Mentoring adalah suatu bentuk pelatihan di mana seorang karyawan yang berpengalaman atau seorang pemimpin memberikan bimbingan dan dukungan kepada karyawan yang kurang berpengalaman. Mentoring dapat membantu karyawan mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman tentang pekerjaan dan organisasi.4. Coaching: Coaching adalah suatu bentuk pelatihan di mana seorang pelatih memberikan bimbingan yang lebih intensif dan terstruktur kepada seorang karyawan dalam mengembangkan keterampilan atau mencapai tujuan kerja tertentu. Coaching dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok kecil.5. Workshop: Workshop adalah suatu bentuk pelatihan di mana para karyawan bekerja sama dalam suatu sesi yang dipimpin oleh fasilitator untuk belajar dan mengembangkan keterampilan atau pemahaman tertentu. Workshop dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan teknis, seperti penggunaan perangkat lunak atau alat kerja, atau keterampilan interpersonal seperti komunikasi efektif atau kerjasama tim.Baca Juga: Cara Mengelola Shift Kerja KaryawanPentignya Pengembangan dan Pelatihan Karyawan yang Berdampak pada Kesuksesan BisnisMeningkatkan kualitas karyawan: Pelatihan karyawan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, yang berkontribusi pada peningkatan kualitas pekerjaan.Meningkatkan produktivitas: Karyawan yang terlatih cenderung lebih produktif karena mereka mampu menguasai tugas-tugas mereka secara efisien.Meningkatkan retensi karyawan: Pelatihan menjadi insentif bagi karyawan untuk tetap tinggal di perusahaan dan mengurangi pergantian karyawan.Meningkatkan inovasi dan adaptabilitas: Pelatihan membantu karyawan menguasai keterampilan baru dan beradaptasi dengan perubahan dalam industri.Meningkatkan citra perusahaan: Perusahaan dengan program pelatihan yang baik memperoleh reputasi sebagai tempat kerja yang menarik bagi calon karyawan.Meningkatkan kepatuhan dan keberlanjutan: Pelatihan dapat membantu perusahaan memastikan karyawan bekerja sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku.Meningkatkan kemampuan kepemimpinan: Pelatihan kepemimpinan mempersiapkan karyawan untuk menjadi pemimpin masa depan dalam perusahaan.Mengurangi biaya kesalahan: Pelatihan yang baik dapat mengurangi kesalahan dalam pekerjaan, mengurangi biaya kesalahan dan perbaikan.

Cara Mengelola Shift Kerja Karyawan
31 October 2023

Cara Mengelola Shift Kerja Karyawan

Perusahaan yang biasanya menerapkan shift kerja, rata-rata adalah perusahaan yang menyediakan layanan 24 jam. Oleh karena itu, perusahaan menerapkan sistem shift agar operasional bisnis tetap optimal selama 24 jam. Putaran shift merupakan sistem kerja secara bergiliran. Biasanya perusahaan menetapkan beberapa bagian jam kerja dalam sehari. Penerapan shift kerja ini bertujuan untuk mengoptimalkan hasil kerja dan produktivitas para karyawan. Baca Juga: Peraturan Shift Kerja Menurut Undang-UndangCara Mengelola Shift Kerja Karyawan1. Ikuti Aturan Pemerintah Tentang Regulasi Shift KerjaDalam melakukan pengaturan shift karyawan, HR perlu selalu mengikuti update terbaru aturan pemerintah mengenai regulasi shift kerja di Indonesia. Hal ini dapat berdampak buruk bagi perusahaan jika HR tidak mengikuti aturan pemerintah atau tidak mengikuti update terbaru tentang regulasi shift kerja. Perusahaan dapat terkena imbasnya karena mempekerjakan karyawan tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.2. Atur Shift Kerja Sesuai RegulasiSelain harus sesuai dengan peraturan pemerintah, HR juga harus mempertimbangkan beberapa hal yang dimungkinkan bisa mengganggu kenyamanan dalam bekerja untuk mengatur shift kerja setiap karyawan. HR dapat menentukan karyawan mana yang bekerja di shift tertentu dengan mempertimbangkan usia, kesehatan, kerentanan, dan lain sebagainya. Seperti di masa pandemi ini, pemerintah menganjurkan untuk bekerja 8 jam per hari atau 40 jam perminggu sesuai dengan UU Nomor 35 Tahun 2021 Pasal 21. Anjuran ini pun atas pertimbangan resiko yang dapat merugikan karyawan maupun perusahaan, karena dapat menyebabkan kelelahan yang dapat mengarah pada kerentanan terserang virus.3. Sesuaikan dengan Jumlah KaryawanUntuk mengoptimalkan jam kerja dan memberikan hasil pekerjaan yang baik, HR juga harus menyesuaikan shift kerja dengan jumlah karyawan yang ada. Terutama di masa pandemi yang membuat penularan virus dapat terjadi lebih cepat. Penyesuaian shift kerja dengan jumlah karyawan bertujuan agar tidak ada kepadatan karyawan di ruang kerja, kesenjangan sosial, serta menghindari isu-isu terkait penjadwalan.4. Diskusikan Pembagian Jam Kerja dengan KaryawanSetelah HR selesai melakukan pengaturan shift, karyawan belum bisa menggunakan atau menerapkan jam kerja secara langsung. Karyawan dapat menggunakan jadwal jam kerja tersebut setelah memberikan persetujuan kepada HR dan perusahaan. Hal ini bertujuan agar HR atau perusahaan dapat memahami kebutuhan masing-masing karyawan, karena jam kerja juga berhubungan dengan golden hour masing-masing karyawan. Golden hour merupakan waktu yang sangat efektif bagi karyawan untuk bekerja dan menyelesaikan pekerjaan mereka. Sehingga hal tersebut dapat mempermudah karyawan, mempercepat pekerjaan, dan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan.Cara Mudah Mengelola Shift Kerja Karyawan dengan OrangE HROrangE HR Solution mempermudah Perusahaan untuk mengatur jadwal shift kerja yang sesuai dengan jam operasional Perusahaan. Dengan OrangE HR Perusahaan cukup melakukan setting jam kerja di awal, berdasarkan hari, jam masuk dan pulang, kapan dimulainya jam istirahat maupun durasi jam istirahat. Kemudian sistem OrangE HR akan secara otomatis melakukan sinkronisasi absensi karyawan dengan shift kerja yang sudah di setting di awal. Dengan OrangE HR, HRD tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu untuk mencocokan jadwal karyawan satu persatu dengan absensi saat menghitung biaya lembur pada proses payroll. Dengan menggunakan OrangE HR, pekerjaan HRD menjadi lebih terintegrasi, efektif dan efisien.

Peraturan Shift Kerja Menurut Undang-Undang
23 October 2023

Peraturan Shift Kerja Menurut Undang-Undang

Shift kerja karyawan merupakan suatu pergeseran atau penetapan jam kerja dari jam pada umumnya yang terjadi selama satu kali dalam 24 jam. Dari satu hari itu, shift terjadi pada waktu-waktu tertentu seperti; shift malam, shift pagi, atau shift bergilir. Banyak industri yang sangat bergantung pada kerja shift untuk mengoptimalkan produksi. Penerapan waktu shift berbeda-beda tergantung dengan kebutuhan dan juga jenis usaha.Meski begitu, perusahaan tetap harus memperhatikan keamanan, keselematan dan kesehatan karyawan saat memberlakukan kerja shift.Peraturan Shift Kerja Menurut Undang-UndangKetentuan shift kerja yang diatur dalam undang-undang sebenarnya dituliskan secara tersirat saja. Walaupun peraturan jam kerja Depnaker 2021 tidak ditulis secara eksplisit, tapi jika disimpulkan, kira-kira beginilah peraturan shift kerja menurut UU Cipta Kerja, yaitu PP Nomor 35 Tahun 2021 dan UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.Dalam 1 minggu, setiap shift hanya boleh diberikan jam kerja maksimal 7 jam untuk 6 hari kerja atau 8 jam untuk 5 hari kerja.Akumulasi jam kerja dalam satu minggu bagi setiap karyawan tidak boleh melebihi 40 jam.Jika ada pekerja yang bekerja melebihi 7 atau 8 jam dalam satu hari atau melebihi 40 jam dalam seminggu, maka jam kerja tersebut harus dihitung sebagai waktu lembur dengan syarat perusahaan mengeluarkan surat perintah.Dengan aturan di atas, pemerintah percaya bahwa produktivitas pekerja pun akan bisa lebih terjaga. Meskipun peraturan di atas sudah berlaku dan wajib untuk diikuti, tapi ada beberapa bidang usaha tertentu yang bisa terlepas dari pengaturan shift kerja 24 jam di atas yang sudah diatur oleh undang-undang.Baca Juga: Yuk Ketahui 17 Tujuan Sustainable DevelopmentIndustri yang memang jam operasionalnya 24 jam seperti media massa, transportasi, pemadam kebakaran, sektor kesehatan, dan berbagai jenis layanan masyarakat lainnya diperbolehkan untuk menetapkan jadwal shift kerja sesuai kebutuhan perusahaan.Singkatnya, aturan di atas dibuat haya sebagai dasar untuk menghitung jam kerja karyawan. Untuk benar-benar menentukan sistem shift kerja, semuanya tergantung pada perjanjian kerja karyawan dengan perusahaan.Jenis-Jenis Shift KerjaBerdasarkan penjelasan di atas, ada satu kali perputaran shift selama 24 jam. Nah, rotasi atau perputaran inilah yang merupakan jenis-jenis dari shift kerja. Untuk lebih detailnya, perhatikan penjelasannya di bawah ini.Shift Kerja Pagi dan SorePergantian pekerja pada jam ini sangat umum ditemukan pada perusahaan tertentu. Pekerja yang biasa mengalami pertukaran shift pagi dan sore adalah pelayan restoran, SPG swalayan, satpam, supir angkutan antar kota dan lain sebagainya.Shift kerja pagi dan sore ini bisa ditentukan sesuai dengan bidang bisnis Anda. Terkadang, pekerja yang bekerja dengan sistem shift juga tidak mendapatkan hari libur di tanggal merah atau bahkan bisa bekerja satu minggu penuh.Shift MalamShift malam biasanya diberlakukan pada sektor industri dengan jam operasional 24 jam. Shift malam selalu bermula di malam hari dan berakhir di pagi hari. Pada umumnya, shift malam dimulai sejak pukul 20:00 – 03:00 atau bisa juga di pukul 23:00 hingga 07:00.Pekerja shift malam biasanya dialami oleh karyawan yang bekerja pada perusahaan atau instansi pelayanan 24 jam seperti rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, transportasi, atau call center.

Yuk Ketahui 17 Tujuan Sustainable Development
19 October 2023

Yuk Ketahui 17 Tujuan Sustainable Development

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. TPB/SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu:1. Menghapus kemiskinan (no poverty)Pengentasan kemiskinan menjadi salah satu agenda utama dalam SDGs demi mengakhiri segala bentuk jenis kemiskinan.2. Mengakhiri kelaparan (zero hunger)Menggalakkan pertanian dan ketahanan pangan juga menjadi salah satu agenda utama dalam perbaikan nutrisi.3. Kesehatan yang baik dan kesejahteraan (good health and well-being)Menggalakkan gaya dan hidup yang sehat, serta mendukung kesejahteraan bagi semua untuk segala rentang usia.4. Pendidikan bermutu (quality education)Menyelenggarakan pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan setara untuk dapat diakses oleh semua orang, serta mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang. 5. Kesetaraan gender (gender equality)Memperjuangkan kesetaraan gender, memberdayakan semua kalangan perempuan, memerintah dengan efektif, dan mengentaskan kemiskinan sebagai upaya memperkuat kemampuan negara untuk berkembang pesat.6. Akses air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation)Menjamin ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan, serta sistem sanitasi untuk semua.7. Energi bersih dan terjangkau (affordable and clean energy)Memastikan ketersediaan energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua.8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (decent work and economy growth)Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh produktif, serta pekerjaan yang layak.9. Industri, inovasi dan infrastruktur (industry, innovations, and infrastructure)Pembangunan infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta memfasilitasi perkembangan inovasi.Baca Juga: Apa Itu Sustainable Development?10. Mengurangi ketimpangan (reduce inequality)Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara.11. Kota dan komunitas yang berkelanjutan (sustainable cities and communities)Membuat perkotaan dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (responsible consumption and production)Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berimbang dan berkelanjutan, sehingga tidak ada ketimpangan supply dan demand.13. Penanganan perubahan iklim (climate action)Memerangi perubahan iklim dan dampaknya.14. Menjaga ekosistem laut (life below water)Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra, dan maritim.15. Menjaga ekosistem darat (life on land)Melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, seperti pengengelolaan hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan (desertifikasi), menghambat dan membalikkan degradasi tanah, serta menghambat hilangnya keanekaragaman hayati.16. Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat (peace, justice, and strong institution)Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua, serta membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di segala lapisan untuk pembangunan berkelanjutan.17. Kemitraan untuk mencapai tujuan (partnership for the goals)Memperkuat ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Apa Itu Sustainable Development?
16 October 2023

Apa Itu Sustainable Development?

Sustainable development adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dorongan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan masalah seperti degradasi lingkungan dan kesenjangan sosial. Secara khusus, Sustainable development adalah cara mengorganisir masyarakat agar dapat eksis dalam jangka panjang. Ini berarti mempertimbangkan baik keharusan sekarang dan masa depan, seperti pelestarian lingkungan dan sumber daya alam atau keadilan sosial dan ekonomi. Sustainability report adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam hal ini.Pembangunan berkelanjutan menetapkan pendekatan yang lebih seimbang untuk pertumbuhan yang memajukan pembangunan di tiga pilar mendasar yaitu Pembangunan Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dan saling berhubungan dan mencerminkan tujuan pembangunan masyarakat dan stabilitas sosial dan lingkungan. Berikut adalah pilar-pilar pembangunan berkelanjutan.1. Keberlanjutan EkonomiPilar pertama dari Sustainable development adalah keberlanjutan ekonomi yang berusaha untuk mendorong kegiatan-kegiatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dapat dicapai tanpa dampak negatif pada aspek lingkungan, sosial, dan budaya masyarakat. Sustainability report adalah salah satu hal yang berperan dalam hal ini. Sebagai fasilitator kunci untuk konsep pembangunan berkelanjutan, dasar-dasar keberlanjutan ekonomi adalah sebagai berikut:Menemukan solusi efektif untuk kelaparan dan kemiskinan di dunia dengan cara yang ramah lingkungan.Ekonomi adalah studi tentang bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya mereka (air, udara, makanan, bahan bakar, dll.) dan ketika dikombinasikan dengan konsep pembangunan berkelanjutan, akan berfokus pada pencapaian pertumbuhan ekonomi yang hanya berkelanjutan dan secara bersamaan meningkatkan kualitas hidup kita dan lingkungan.Keberlanjutan ekonomi dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum untuk mencakup pertumbuhan yang berkelanjutan, yaitu nilai dan penilaian, instrumen kebijakan dan kemiskinan dan lingkungan.2. Keberlanjutan SosialPilar kedua dari Sustainable development adalah keberlanjutan sosial merupakan bentuk tanggung jawab sosial yang secara signifikan terjadi ketika komponen masyarakat yang stabil dan tidak stabil membutuhkan kebangkitan sumber daya yang terkuras. Ini menggabungkan desain lingkungan fisik dengan lingkungan sosial dan berfokus pada kebutuhan yang berbeda dalam suatu komunitas dan memberikan penekanan khusus pada penyediaan infrastruktur yang tepat dan dukungan yang diperlukan untuk bagian yang lebih lemah. Parameter lain yang terlibat dalam memahami konsep pembangunan berkelanjutan dan dasar-dasar utama keberlanjutan sosial adalah:Partisipasi masyarakat yang sistematisMasyarakat sipil yang kuat, termasuk pemerintahStandar kejujuran yang diterima secara umum (toleransi, kasih sayang, kesabaran, cinta)Kesetaraan genderBaca Juga: Keuntungan Menggunakan Social Commerce3. Keberlanjutan BudayaSalah satu yang termasuk kedalam komponen utama konsep Sustainable development adalah keberlanjutan kebudayaan dimana kebutuhan akan kelestarian budaya muncul dari tumbuhnya kesadaran akan pentingnya hak budaya dan pelestarian warisan budaya. Beberapa faktor utama yang menjadi dasar keberlanjutan budaya adalah:Individu yang Berbudaya: Keadaan pikiran yang berkembang dapat menghasilkan peningkatan kesadaran di antara masyarakat yang akan melindungi dan mempromosikan keragaman budaya yang penting bagi hak asasi manusia universalGlobalisasi: Dengan keragaman budaya yang tersebar di berbagai negara, efek globalisasi perlu dibahas secara imperatif untuk mengatasi kebangkitan negara-negara multikultural serta berbagai masalah yang dihadapi oleh mereka.

Keuntungan Menggunakan Social Commerce
09 October 2023

Keuntungan Menggunakan Social Commerce

Pasti kamu kerap memanfaatkan platform media sosial untuk berhubungan dengan teman-teman, berkomunikasi, atau menyaksikan karya-karya dari berbagai kreator yang aktif di sana. Sebab pengalaman ini begitu menghibur, banyak individu yang menjadikan kegiatan scrolling di media sosial sebagai rutinitas harian mereka yang sulit dihindari. Tren social commerce ini memicu pertumbuhan signifikan dalam penayangan iklan dan penjualan produk di sana. Penggunaan yang konsisten dan terkadang tanpa batas waktu ini telah menciptakan fenomena yang tidak dapat diabaikan dalam dunia digital. Social commerce adalah sebuah bentuk perdagangan elektronik yang menyatukan komponen-komponen dari media sosial dan e-commerce. Sehingga, pengguna memiliki kemampuan untuk melihat, membeli, dan berbagi produk secara langsung melalui platform sosial yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Berikut adalah keuntungan menggunakan social commerce.1. Meningkatkan Engagement dengan AudiensSalah satu manfaat terbesar dari platform social commerce adalah untuk memperkuat brand dan terhubung dengan audiens. Saat calon pelanggan scrolling media sosial untuk melihat produk dan jasa yang kamu tawarkan, mereka bisa langsung memberikan komentar serta berinteraksi dengan brand. Hal ini dapat meningkatkan engagement sekaligus pengalaman berbelanja yang lebih menyenangkan dan terpersonalisasi bagi konsumen.2. Memberikan Kemudahan bagi PelangganSaat berbelanja melalui website, pelanggan biasanya harus menambahkan produk ke keranjang belanja, melakukan pembayaran, dan mengisi data sebelum akhirnya berhasil menyelesaikan pesanan. Lewat social commerce, perjalanan panjang untuk menyelesaikan pesanan tersebut menjadi jauh lebih singkat. Jadi konsumen pun tak mudah terdistraksi dan dapat menyelesaikan pemesanan hingga pembayaran dengan cepat.3. Meningkatkan PenjualanSocial commerce dapat membantu membangun brand dan membangun kepercayaan dengan audiens, yang secara tidak langsung meningkatkan penjualan. Calon pelanggan biasanya akan membuat pesanan apabila mereka sudah melihat feedback produk dari konsumen lainnya. Di platform social commerce, pelanggan bisa secara langsung meninggalkan komentar mengenai produk yang mereka beli, walhasil penjualan ke depannya pun berpotensi meningkat.Selain itu, social commerce juga mempermudah pelaku usaha untuk berinteraksi secara real time dengan audiens, yang mana ini merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan penjualan.Baca Juga: Apa Bedanya Social Commerce dan E-Commerce?4. Kemudahan Melacak Data secara AkuratApabila Anda merupakan penjual online di e-commerce, kamu mungkin sering merasa kesulitan melacak metrik bisnis dan efisiensi iklan atau campaign. Pasalnya memang, untuk memaksimalkan campaign, para pelaku usaha harus mengiklankan produknya dan secara konsisten mengukur efektivitasnya. Penjualan secara langsung melalui platform media sosial membuat pelacakan tersebut menjadi lebih mudah.Misalnya saja apabila kamu berjualan di Facebook Marketplace, fitur Facebook Commerce Manager memungkinkan pelaku usaha untuk mengelola katalog dan penjualannya. Fitur tersebut juga menunjukkan jumlah jangkauan produk, engagement, hingga jumlah pelanggan yang melakukan pemesanan. Artinya, social commerce membuat proses pelacakan metrik bisnis menjadi lebih efektif dan efisien.5. Memperluas Jangkauan AudiensDi media sosial, berita dapat menyebar dengan sangat cepat, yang berarti ini dapat memberikan banyak keuntungan bagi para pelaku bisnis. Setelah menyelesaikan pemesanan dan menerima produk, konsumen bisa langsung membagikan pengalaman serta ulasan memakai produk tersebut ke pengikut media sosial maupun teman-teman mereka.Hal ini dapat sekaligus meningkatkan brand awareness sekaligus kesempatan bagi pengguna media sosial lain untuk ikut melakukan pemesanan. Di sisi lain, akan lebih banyak orang yang mengenali brand kamu, sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan mereka bisa langsung membeli produk yang kamu tawarkan.

Apa Bedanya Social Commerce dan E-Commerce?
05 October 2023

Apa Bedanya Social Commerce dan E-Commerce?

Social Commerce dan E-Commerce, terdengar familiar tapi ternyata kedua hal ini berbeda. Belum lama ini pemerintah memberlakukan aturan pelarangan berjualan di platform Tiktok. Salah satu penyebabnya karena dianggap merugikan para pedagang offline.Pelarangan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik.Di dalamnya terdapat enam poin utama, salah satunya adalah pelarangan marketplace dan Social Commerce bertindak sebagai konsumen. Namun, sebagian besar masyarakat belum bisa membedakan antara Social Commerce dan E-Commerce.Lalu, apa bedanya Social Commerce dan E-Commerce?Social CommerceSocial Commerce mengacu pada praktik jual beli produk atau layanan secara langsung di dalam platform media sosial atau melalui interaksi sosial. Ini melibatkan integrasi fungsionalitas E-Commerce ke dalam platform media sosial, memungkinkan pengguna untuk menemukan, meneliti, dan membeli produk tanpa meninggalkan platform sosial. Misalnya saja jual beli barang atau jasa langsung di media sosial seperti Facebook, Instagram, atau TikTok. Setiap platform punya orang-orang dengan usia dan minat berbeda, contohnya Facebook lebih digemari oleh orang dewasa, sementara Instagram lebih banyak digunakan oleh anak muda. Salah satu keunggulannya adalah pelanggan bisa membeli produk sekaligus berinteraksi dengan pengguna lain. Hal ini memudahkan pelanggan dapat berbincang, meningkatkan interaksi dengan audiens lewat konten-kontennya.E-CommerceSecara umum, E-Commerce merujuk kepada platform online yang menjadi tempat untuk jual beli produk. Di E-Commerce, produk-produk ditampilkan lengkap dengan deskripsi dan harga, kemudian pembeli hanya tinggal memilih produk dan memprosesnya sampai pembayaran selesai. Semua dilakukan dalam satu platform tanpa harus berpindah ke aplikasi atau website lainnya.Lalu, pembeli menunggu sampai barang yang dibeli dikirimkan ke rumah. Contoh platform E-Commerce di Indonesia ialah Tokopedia, Shopee, Lazada, BliBli, dan Bukalapak.Perbedaan E-Commerce dan Social Commerce 1. Fokus Utama Pada E-Commerce akan banyak melihat katalog produk yang ditampilkan, sehingga para penjual biasanya akan lebih profesional dalam membuat katalog produk. Di sisi lain, Social Commerce lebih fokus pada interaksi langsung dengan pembeli, sehingga pelayanan kepada pelanggan jauh lebih diperhatikan. E-Commerce merupakan paket komplit untuk jual beli, mulai dari katalog hingga proses transaksi sehingga lebih fokus pada pembelian, sedangkan Social Commerce lebih berfokus pada pelayanan, interaksi dan juga promosi. 2. Proses Transaksi Dari segi cara penjualannya, E-Commerce memiliki beberapa fitur, seperti keranjang belanja, daftar produk hingga proses pembayaran dan pemilihan metode pengiriman. Berbeda dengan Social Commerce, dimana fitur yang dimiliki jauh lebih minim dibandingkan E-Commerce, dimana tersedia fitur ‘beli sekarang’ untuk mendorong konsumen membeli tanpa harus keluar dari aplikasi sosial media. 3. Pemasaran Pada dasarnya, pemasaran pada E-Commerce yaitu melalui strategi pemasaran seperti display ads, affiliate marketing ataupun email marketing, sedangkan pada Social Commerce, pelaku usaha dapat mempromosikan produk nya melalui unggahan konten, influencer, dan juga memanfaatkan fitur yang ada di media sosial. Jadi, penggunaan E-Commerce bagi suatu usaha lebih untuk memudahkan transaksi jual beli secara online, sedangkan Social Commerce membantu suatu usaha dalam berinteraksi dengan konsumen dan juga mempererat hubungan dekat dengan konsumen yang menarik keinginan untuk bertransaksi.  Baca Juga: 6 Tips Melakukan Customer Satisfaction Survey

Subscribe to Our Newsletter

Get tips, trends, and insights delivered straight to your inbox.

3 + 2 = ?

By submitting this form you are signing up for relevant content and news from OranHR. You can unsubscribe from these communications at any time.

diamond icon Get your free OranHR demo! Contact us now.

Say goodbye to manual tasks, streamline your HR operations with OranHR's all-in-one platform.